#PSIKOTERAPI "TERAPI KELUARGA"
B.
TERAPI KELUARGA
1.
Pengertian Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan
mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam
keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari
observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai
konsekwensi dan konteks social. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan
selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada
keluarganya. Menurut teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga dan
interksi orang tua- anak adalah penyebab dari perilaku maladaptive (Bateson et
al,1956; Lidz&Lidz, 1949 ;Sullivan, 1953).
Terapi keluarga mengajarkan penyelesaian tanpa
paksaan, mengajarkan orang tua untuk menetapkan kedisiplinan pada anak-anak
mereka, mendorong tiap anggota keluarga untuk berkomunikasi secara jelas satu
sama lain, mendidik anggota keluarga dalam prinsip perubahan perilaku, tidak
menekankan kesalahan pada satu anggota akan tetapi membantu anggota keluarga
apakah harapan terhadap anggota yang lain masuk akal.
2.
Tujuan Terapi Keluarga
Tujuan pertama adalah menemukan bahwa masalah yang
ada berhubungan dengan keluarganya, kemudian dengan jalan apa dan bagaimana
anggota keluarga tersebut ikut berpartisipasi. Ini dibutuhkan untuk menemukan
siapa yang sebenarnya terlibat, karenanya perlu bergabung dalam sesi keluarga
dalam terapi ini, juga memungkinkan apabila diikutsertakan tetangga, nenek
serta kakek, atau keluarga dekat yang berpengaruh.Ada cara tercepat dalam
terapi dimana terapis keluarga membuat usaha untuk mempengaruhi seluruh anggota
keluarga dengan menunjukan cara dimana mereka berinteraksi dalam sesi keluarga
itu. Kemudian, setiap anggota keluarga diminta menyampaikan harapan untuk
perkembangan diri mereka sebaik mungkin, umumnya untuk menyampaikan komitmen
pada terapis.
Tujuan jangka panjang bergantung pada bagian terapis
keluarga, apakah sebagian besar yang dilakukan untuk mengembangkan status
mengenali pasien, klarifikasi pola komunikasi dlm keluarga, dll. Dalam survey,
responden diminta menyebut tujuan primer dan sekunder mereka, untuk seluruh
keluarga, kedalam 8 kemungkinan tujuan. Tujuan yang disebut sebagai tujuan
primer ‘mengembangkan komunikasi’ untuk seluruh keluarga, ternyata lebih
dipilih ‘mengembangkan otonomi dan individuasi’. Sebagian memilih ‘pengembangan
symptom individu’ dan ‘mengembangkan kinerja individu’. Memfasilitasi fungsi
individu adalah tujuan utama dari terapi individual, tetapi para terapis
keluarga melihat sebagai bukan yang utama dalam proses perubahan keluarga yang
luas, khususnya sistem komunikasi dan sikap anggota keluarga yang menghormati
anggota lainnya.
3.
Jenis-jeniss Terapi Keluarga
a. Terapi Keluarga “Bowenian” atau Transgenerasional
Menurut pendekatan ini, keluarga dilihat sebagai sebuah unit yang saling
tergantung secara emosional, dengan pola-pola perilaku yang terbentuk seiring
perjalanan waktu dan sering kali diulangi kembali dari generasi ke generasi.
Keluarga menciptakan iklim emosional dan pola perilaku yang akan diduplikat
oleh anggota-anggotanya dalam hubungan-hubungan di luar setting keluarga.
Tujuan utama tipe intervensi ini adalah: (a) mengurangi tingkat kecemasan
keluarga secara keseluruhan, sehingga memungkinkan anggota-anggotanya untuk
berfungsi secara independen dan mengubah perilaku-perilaku bermasalahnya, (b)
mengingkatkan tingkat diferensiasi dasar masing-masing anggota dari kebersamaan
emosional keluarga, proses yang memungkinkan anggota-anggotanya untuk
memberikan respons terhadap berbagai situasi emosional secara lebih efektif.
Refleksi diri tentang keluarganya sendiri merupakan hal yang berguna bagi
terapis keluarga.
Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi tipe ini
adalah:
1). Klien berbicara dengan terapis, bukan dengan sesama
anggota keluarga. Ini untuk menjaga agar reaktivitas
emosional tetap rendah.
2). Genograms merupakan peta yang
merepresentasikan paling tidak tiga generasi dalam keluarga.
3). Detriangulating yaitu tetap
bersikap objektif dan tidak memihak.
b. Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir
Ciri khas pendekatan ini adalah kenaikan self-esteem anggota keluarga sebagai sarana untuk
mengubah sistem interpersonal keluarga. Pendekatan ini mengasumsikan keberadaan
keterkaitan antara self-esteem dan komunikasi, di mana kualitas
yang satu mempengaruhi kualitas yang lainnya.
Tujuan dari pendekatan ini adalah meningkatkan kematangan keluarga. Tugas terapis dalam terapi ini sebagai berikut:
1). Memfasilitasi penciptaan harapan dalam
keluarga.
2). Memperkuat keterampilan coping pada anggota keluarga dan proses-proses
coping dalam keluarga itu.
3). Memberdayakan setiap individu dalam keluarga itu agar
dapat menentukan pilihan dan bertanggung jawab terhadap pilihan yang
diambilnya.
4). Memperbaiki kesehatan masing-masing
anggota keluarga dan kesehatan dalam sistem keluarga itu.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini
adalah:
1). Kronologi fakta kehidupan keluarga,
riwayat keluarga holistik.
2). Metaphor, yaitu diskusi tentang sebuah ide dengan
menggunakan analogi.
3). Drama. Para anggota keluarga
memainkan adegan-adegan yang diambil dari kehidupan mereka.
c. Terapi Keluarga
Eksperiensial
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya mengalami dan mengekspresikan emosi here-and-now. Tipe terapi ini
cenderung menekankan pada promosi proses pertumbuhan alamiah dalam keluarga,
sambil sekaligus memberikan perhatian pada perebutan tipikal antara otonomi dan
interpersonal belonging yang terjadi dalam keluarga. Terapi jenis ini membantu para
anggota keluarga untuk meningkatkan rasa memiliki keluarga, sambil meningkatkan
kemampuan keluarga itu untuk memberikan kebebasan sebagai individu kepada
setiap anggotanya.
Terapi ini akan sukses jika dapat mencapai sejumlah tujuan yang satu sama lain
saling berkaitan. Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi
ini, yaitu:
1). Bergabung, yaitu klinisi menjalin hubungan
dengan seluruh anggota keluarga.
2). Pekerjaan rumah. Para anggota keluarga
tidak akan membicarakan tentang terapi di sela-sela sesi.
3). Penggunaan self. Klinisi berhubungan
dengan dirinya sendiri dan berbagi dengan keluarga itu.
d. Terapi Keluarga Milan
Terapi keluarga Milan melihat bahwa manusia terlibat dalam interaksi-interaksi
resiprokal yang mengakibatkan evolusi berkelanjutan dalam keluarga.
Konsekuensinya, masalah yang tampak dianggap merupakan fungsi keluarga dan
bukan sebagai gejala-gejala patologis yang melekat pada individu tertentu.
Biasanya klinisi membantu keluarga menemukan aturan permainan keluarga itu dan
memberdayakan mereka untuk mengubah aturan itu untuk memperbaiki hasilnya.
Terapis berupaya untuk tetap bersikap netral dan memfasilitasi prosesnya dan
bukan menjadi ikut terorganisasi ke dalam sistem keluarga itu.
Teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Circular
questioning, yaitu memungkinkan akses ke persepsi/reaksi anggota-anggota
keluarga.
b. Prescriptions, yaitu
instruksi-instruksi paradoksal untuk menangani gejala.
c. Hipotesis,
terapis mengusung ide-ide terdidik dalam sesi.
e. Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif
Fokus dari pendekatan ini adalah perkembangan makna atau cerita tentang
kehidupan orang dan peran yang dimainkan orang dalam kehidupannya.
Cerita-cerita ini menjadi fokus intervensi. Pengubahan proses-proses evaluasi
dan pemaknaan yang dilakukan oleh seluruh anggota sistem itu, dan sistem itu
sendiri, guna memperbaiki fungsi unit keluarga itu secara keseluruhan dan
mengurangi kepedihan dan penderitaan.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:
a. Dekonstruksi, yaitu mengurangi riwayat
permasalahan.
b. Rekonstruksi/re-authoring, yaitu
proses pengembangan kisah keluarga yang baru.
c. Tim yang melakukan refleksi. Sekelompok
professional pengamat mendiskusikan tentang keluarga itu.
f. Terapi
Keluarga Berfokus-Solusi
Asumsi : perubahan merupakan sesuatu yang
tak terhindarkan
Fokus :
Bidang-bidang yang dapat diubah, fokus pada hal-hal yang mungkin, berusaha
mengambil kekuatan dan kompetensi yang sudah ada dalam keluarga itu dan
memanfaatkannya serta memfasilitasi.
Teknik yang
digunakan :
- Pertanyaan mukjizat : seberapa berbedakah keluarga ini jika
terjadi mukjizat?
- Mengukur : anggota keluarga diminta member penilaian numeric mengenai
keadaan keluarga
- Dekonstruksi : menciptakan keraguan dalam
kerangka acuan keluarga
g. Terapi
Keluarga Strategik
Fokus : Perubahan perilaku bukan perubahan
pemahaman/ insight
Lebih berkonsentrasi pada teknik daripada
teori
Tujuan utama : dihasilkannya solusi dan
intervensi
Lima tahap dasar terapi:
- Tahap sosial : klinisi berbicara terhadap
tiap orang dalam keluarga dan memperlakukannya seperti tamu.
- Tahap masalah : klinisi
melontarkan pertanyaan spesifik seputar masalah yang dihadapi keluarga tsb
- Tahap interaksi : klinisi
mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk mendiskusikan masalah mereka sambil
mengobservasi proses interseksional
- Tahap penetapan
tujuan: Klinisi mendefinisikan secara operasional tujuan-tujuan yang
diinginkan keluarga
- Tahap penetapan tugas:
klinisi memberikan instruksi yang diselesaikan di sela-sela sesi dan didiskusikan
dengan anggota keluarga
Teknik yang digunakan : perintah, perintah
paradoksal, menetapkan gejala
h.
Terapi
Keluarga Struktural
Menekankan pentingnya proses daripada isi dan melihat struktur keluarga
sebagai struktur yang terdiri atas sejumlah transaksi komunikasi keluarga
Fokus utama: subsistem dan batas-batas yang ada dalam
keluarga tersebut. Batas tersebut dapat bersifat kaku,
jelas,kabur.
Tujuan utama : mengatasi berbagai masalah dengan
mengubah struktur system yang mendasari
Sesi terapi bersifat aktif, penekanan pada proses
daripada insight
3 tahap intervensi:
- Terapis berusaha bergabung dan diakomodasi oleh
system keluarga. Terapis harus menyesuaikan dengan system komunikasi dan
persepsi keluarga
- Pembentukan diagnosis structural dimulai dengan
bergabung dengan keluarga dilanjutkan dengan adanya keterlibatan terapis. Membutuhkan observasi dan reformulasi hipotesis yang terus menerus
- Ketika terapi teraputik
bergerak maju, terapis berusaha menggunakan intervensi yang akan menghasilkan
restrukturisasi system keluarga
Teknik :
- Mintesis/ imitasi : mengadopsi gaya komunikasi
keluarga
- Mengaktualisasi pola
transaksional keluarga : keluarga memainkan adegan interaksi
- Menandai batas-batas
: menguatkan batas-batas yang kabur dan melonggarkan yang kaku
i.
Terapi
Behavioral dan Kognitif-Behavioral
Asumsi : perilaku sebagai sesuatu yang dipelajari, menekankan pentingnya
konsekuensi perilaku dalam pemeliharaan dan kemunculan ulang
Fokus: fungsi perilaku dan kognisi
Goal : mengidentifikasi pola perilaku, pikiran, anteseden,
konsekuensi sehingga klinisi dapat membantu anggota keluarga mempelajari pola
perilaku baru yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Tugas klinisi :
- Mengajari keluarga mengases tindakan, pola
pikir dan konsekuensi yang membuat perilaku mereka bertahan atau duiulangi.
- Mengganti perilaku tidak efektif dengan
perilaku adaptif antara lain dengan mengajarkan ketrampilan komunikasi,
mengatasi masalah, strategi resolusi konflik, menjalin kontrak, negosiasi,
penguatan perilaku sehat, mengurangi perilaki maladaptive.
Teknik :
- Restrukturisasi kognitif :
meningkatkan validitas persepsi dan pemrosesan data
- Menjalin kontrak, latihan komunikasi
j.
Terapi
Keluarga Psikodinamik dan Relasi Objek
Fokus : latar belakang intrapsikis dari
masing-masing anggota, hubungan di masa lalu, ingatan serta konflik di awal
kehidupan
Tujuan : membuat pola-pola tak sadar yang
berlaku dalam keluarga menjadi pola-pola yang disadari.
Menggunakan aliansi teraputik, menelaah
pertahanan dan resistensi keluarga, membantu anggota keluarga menginternalisasi
objek yang adaptif .
Teknik :
- Empati : memahami berbagai pengalaman dari
perspektif keluarga tsb
- Interpretasi :
mengklarifikasi aspek yang tidak disadari
- Netralitas analitik
: terapis mempertahankan sikap mental yang analitik
4.
Proses dan Teknik Terapi
Keluarga
Therapy umumnya mulai dengan usaha untuk menemukan
apa yang sedang mengganggu keluarga dan apa yang mereka harapkan melalui terapi
ini. Sesi pertama atau kedua hanya boleh melibatkan pasangan yang sudah
menikah, dimana sebagai pemimpin menyangkut keluarga. Yang secara khas cukup,
masalah yang ada dikaitkan dengan perilaku yang menganggu menyangkut pasien
yang dikenali "Pemuda lontang lantung mogok sekolah, dan menggunakan
narkoba." Itu hampir suatu kebenaran mutlak bahwa semua anggota keluarga
tidak membagi dugaan yang sama tentang apa yang salah, mengapa masalah datang,
atau seberapa penting hal itu diharapkan untuk di tritmen bersama-sama. Untuk
memperjelas gabungan persepsi dan alasan adalah suatu awal tugas penting. Dalam
proses yang sama, therapis berusaha untuk mengkomunikasikan sebagian dari peraturan
utama, bahwa semua anggota akan diperlakukan sebagai individu, mereka masing-masing
diharapkan untuk mengambil bagian, dan poin-poin pandangan mereka akan
dihargai.
SUMBER :
SUMBER :
Becvar,
Dorothy S. Becvar, Raphael J. 1976.Family Teraphy ( A systematic Intregation).
Adivision of Simon & Schester,
Inc. Needham Height; Massachusetts.
Korchin,
Sheldon J. 1976.Modern Clinical Psychology. Basic Books, Inc.
Publishers: New York.
Nietzel,
Michael. 1998. Introduction To Clinical Psychology. Simon & Schuster
/ Aviacom Company. UpperSaddle River: New Jersey.
Recent Comments