BAN 15 LOGIKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Pada abad ke-18 Masehi, G.W. Leibniz, seorang ahli
matematika berkebangsaan Jerman, pertama kali mempelajari logika simbolik. Ahli
matematika lainnya yang berjasa dalam pengembangan logika simbolik adalah
George Boole, Leonard Euler, John Venn, dan Bertrand Russel.
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani
‘logos’ yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti
ilmu pengetahuan (Kusumah, 1986). Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang
ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid).
Proses berpikir yang terjadi di saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar itu biasanya
disebut dengan penalaran.
Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu
pernyataan dari suatu kalimat dan mengetahui apakah pernyataan pertama sama
maknanya dengan pernyataan kedua. Misalkan, apakah pernyataan “Jika sekarang
adalah hari Minggu maka sekolah libur.” sama artinya dengan “Jika sekolah libur
maka sekarang adalah hari Minggu.”? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu kita
perlu mengetahui aturan-aturan dalam logika. Contoh lain, misalkan ada dua
pernyataan “Jika anak pandai maka ia berprestasi di kelas. Jika ia berprestasi
di kelas maka ia disayangi guru-gurunya.” Lalu, apakah dari dua pernyataan ini
kita dapat menyimpulkan “Jika ia anak pandai maka ia disayangi guru-gurunya.”?
Hal terpenting yang akan didapatkan setelah
mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil
kesimpulan dengan benar atau sah. Logika matematika memberikan dasar bagi
sebuah pengambilan kesimpulan dan dapat digunakan dalam banyak aspek kehidupan.
B.
Rumusan Masalah.
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
adalah
1. Menjelaskan kembali bagaimana konsep dan notasi dasar
pada proposisi ?
2. Membedakan tautologi dan kontradiksi ?
3. Membedakan hukum-hukum pada aljabar proposisi ?
4. membedakan penggunaan pengukur jumlah universal
dan eksistensial ?
5. Menjelaskan proposisi yang mengandung pengukur
jumlah, misalnya negasi ingkaran ?
C.
Tujuan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui nilai kebenaran dari suatu pernyataan, operasi-operasi yang
terdapat dalam logika matematika, mengetahui konvers, invers dan kontraposisi
dari suatu implikasi, mengetahui mengenai tautologi dan kontradiksi, hukum-hukum
aljabar proposisi,dan negasim ingkaran .
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Operasi Logika
1.
Negasi
Negasi (ingkaran) adalah suatu pernyataan baru yang
dapat dibentuk dari pernyataan semula sehingga bernilai benar jika pernyataan
semula salah dan bernilai salah jika pernyataan semula benar.
Jika pada suatu pernyataan p, diberikan pernyataan
lain yang disebut negasi p, dilambangkan oleh ~p, maka dapat dibentuk dengan
menuliskan “Tidak benar…” di depan pernyataan p atau jika mungkin, dengan
menyisipkan kata “tidak” atau “bukan”di dalam pernyataan p.
Nilai kebenaran negasi suatu pernyataan memenuhi
sifat berikut ini: Jika p benar, maka ~p salah; jika p salah maka ~p benar.
Jadi, nilai kebenaran negasi suatu pernyataaan selalu berlawanan dengan nilai
kebenaran pernyataan semula. Sifat tersebut dapat dituliskan dalam bentuk tabel
berikut ini.
p
|
~p
|
B
S
|
S
B
|
Contoh:
a. p
: Semua bilangan prima adalah ganjil.
~p : Tidak benar bahwa semua
bilangan prima adalah ganjil.
~p : Ada bilangan prima yang tidak
ganjil.
b. q
: 2 + 2 = 5
~q : Tidak benar 2 +2 =5
~q : 2 + 2 5
2.
Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua
pernyataan dengan menggunakan kata hubung “dan”. Konjungsi dari pernyataan p
dan q dinotasikan oleh “p q”.
Nilai kebenaran konjungsi p q memenuhi sifat
berikut ini: jika p benar dan q benar, maka p q benar; sebaliknya, jika salah
satu p atau q salah serta p salah dan q salah, maka p q salah. Dengan
perkataan lain, konjungsi dua pernyataan akan bernilai benar hanya bila setiap
pernyataan bagiannya bernilai benar. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel
berikut.
p
|
q
|
p q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
S
|
Contoh :
a. p
: 2 + 3 = 5 (benar)
q
: 5 adalah bilangan prima (benar)
p q : 2 + 3 = 5 dan 5
adalah bilangan prima (benar)
b. p
: 12 habis dibagi 3 (benar)
q
: 15 habis dibagi 2 (salah)
p q : 12 habis dibagi 3
dan 15 habis dibagi 2 (salah)
3.
Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua
pernyataan dengan menggunakan kata hubung “atau”. Disjungsi dari pernyataan p
dan q dinotasikan oleh “p q”.
Nilai kebenaran disjungsi p q memenuhi sifat
berikut ini: jika p benar dan q benar serta salah satu diantara p dan q benar,
maka p q benar. Jika p dan q dua-duanya salah maka p q salah. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut.
p
|
q
|
p q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
B
B
S
|
Contoh :
a. p
: 5 + 3 = 8 (benar)
q
: 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : 5 + 3 = 8 atau 8 adalah bilangan
genap (benar)
b. p
: 5 + 3 8 (salah)
q
: 8 bukan bilangan genap (salah)
p q : 5 + 3 8 atau 8 bukan bilangan
genap (salah)
4.
Implikasi
Implikasi (pernyataan bersyarat/kondisional) adalah
pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan dengan menggunakan
kata hubung logika “jika . . . maka . . .”. Disjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan oleh “p q”, dapat dibaca “jika p maka q”.
Nilai kebenaran implikasi p q memenuhi sifat
berikut: jika p benar dan q salah, maka p q dinyatakan salah. Dalam
kemungkinan yang lainnya p q dinyatakan benar. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel berikut.
p
|
q
|
p q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
B
B
|
Contoh :
a. p
: 5 + 3 = 8 (benar)
q
: 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : jika 5 + 3 = 8 maka 8 adalah
bilangan genap (benar)
b. p
: 5 + 3 8 (salah)
q
: 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : jika 5 + 3 8 maka 8 adalah
bilangan genap (benar)
5.
Biimplikasi
Jika dua pernyataan p dan q dirangkai dengan
menggunakan dengan kata hubung “… jika dan hanya jika …”, maka diperoleh
pernyataan baru yang berbentuk “p jika dan hanya jika q” yang disebut
biimplikasi. Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p q”.
Nilai kebenaran biimplikasi p q memenuhi sifat
berikut: p q dinyatakan benar jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang
sama. p q dinyatakan salah jika mempunyai nilai kebenaran yang tidak sama.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
p
|
q
|
p q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
B
|
Contoh:
a. p
: 2 + 6 = 8 (benar)
q
: 2 < 8 (benar)
p q : 2 + 6 = 8 jika dan hanya jika 2
< 8 (benar)
b. p
: 2 + 6 8 (salah)
q
: 2 > 8 (salah)
p q : 2 + 6 8 jika dan hanya jika 2
> 8 (benar)
B.
Konvers, Invers dan Kontraposisi suatu Implikasi
Dari suatu implikasi p q dapat dibentuk implikasi
lain, yaitu:
1. q p, yang disebut
konvers dari p q.
2. ~p ~q, yang
disebut invers dari p q.
3. ~q ~p, yang
disebut kontraposisi dari p q.
Tabel kebenaran hubungan antara implikasi-implikasi
tersebut adalah:
Implikasi
|
Konvers
|
Invers
|
Kontraposisi
|
||||
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p q
|
q p
|
~p ~q
|
~q ~p
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
S
B
B
|
S
B
S
B
|
B
S
B
B
|
B
B
S
B
|
B
B
S
B
|
B
S
B
B
|
Dari tabel kebenaran terlihat bahwa nilai kebenaran
p q sama dengan nilai kebenaran ~q ~p. Begitu pula nilai kebenaran q p
sama dengan nilai kebenaran ~p ~q.
C.
Tautologi dan Kontradiksi
Suatu proposisi yang hanya memuat B pada kolom
terakhir tabel kebenarannya, yaitu benar untuk setiap nilai kebenaran dari
peubahnya, disebut tautologi. Sebaliknya proposisi disebut kontradiksi, jika
kolom terakhir pada tabel kebenarannya hanya memuat S untuk setiap nilai
kebenaran dari peubahnya.
Tabel kebenaran tautologi.
p
|
~p
|
p ~p
|
B
S
|
S
B
|
B
B
|
Tabel kebenaran kontradiksi.
p
|
~p
|
p ~p
|
B
S
|
S
B
|
S
S
|
D.
Pernyataan Berkuantor
Kuantor adalah pengukur kuantitas atau jumlah.
Pernyataan berkuantor artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau
jumlah. Biasanya pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, beberapa,
ada dan sebagainya. Kata-kata tersebut merupakan kuantor karena kata-kata
tersebut menyatakan ukuran jumlah. Kuantor dibagi menjadi dua, yaitu kuantor
universal dan kuantor eksistensial.
Kuantor
Universal
Pernyataan yang menggunakan kata semua atau setiap disebut
pernyataan berkuantor universal. Kata semua atau setiap disebut kuantor
universal. Berikut beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor
universal.
a. Semua kuda berlari cepat.
b. Setiap bilangan asli lebih besar
daripada nol.
Kalimat terbuka p(x) dapat diubah menjadi pernyataan
dengan cara mengganti peubah pada kalimat terbuka itu dengan nilai-nilai
pengganti pada himpunan yang telah ditentukan. Cara lain untuk mengubah kalimat
terbuka menjadi pernyataan adalah dengan membubuhkan kuantor universal di depan
kalimat terbuka itu. Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk
menyatakan penyelesaian dari p(x) dituliskan sebagai berikut.
x, p(x)
dibaca: untuk setiap x berlakulah p(x) atau untuk
semua x berlakulah p(x)
Kuantor
Eksistensial
Pernyataan yang menggunakan kata beberapa atau ada disebut
pernyataan berkuantor eksistensial. Kata beberapa atau ada disebut kuantor
eksistensial. Berikut beberapa contoh pernyataan yang menggunakan kuantor
eksistensial.
a. Ada bis kota yang bersih.
b. Beberapa dinding rumah terbuat dari
papan kayu.
Seperti halnya pada kuantor universal, kuantor
eksistensial juga dapat digunakan untuk mengubah kalimat terbuka menjadi
pernyataan. Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk menyatakan
penyelesaian dari p(x) dituliskan sebagai berikut.
x, p(x)
dibaca: beberapa x berlakulah p(x) atau ada x
berlakulah p(x)
Ingkaran
Kuantor Universal
Perhatikan contoh berikut.
p : Semua kucing berwarna putih
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak benar bahwa semua
kucing berwarna putih, atau
~p : Ada kucing yang tidak berwarna putih
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari
pernyataan berkuantor universal adalah sebuah pernyataan berkuantor
eksistensial. Secara umum, ingkaran dari pernyataan berkuantor universal dapat
ditentukan sebagai berikut.
~[ x, p(x)] x, ~p(x)
dibaca: ingkaran dari “untuk setiap x berlakulah
p(x)” ekuivalen dengan “ada x yang bukan p(x)”
Ingkaran
Kuantor Eksistensial
Perhatikan contoh berikut.
p : Ada pria yang menyukai sepak bola
ingkaran dari p adalah ~p : Tidak ada pria yang
menyukai sepak bola, atau
~p : Semua pria tidak menyukai sepak bola
Berdasarkan contoh diatas tampak bahwa ingkaran dari
pernyataan berkuantor eksistensial adalah sebuah pernyataan berkuantor
universal. Secara umum, ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial dapat
ditentukan sebagai berikut.
~[ x, p(x)] x, ~p(x)
dibaca: ingkaran dari “ada x berlakulah p(x)”
ekuivalen dengan “untuk semua x bukan p(x)”
E.
Pembahasan Soal Logika Matematika Berdasarkan Soal UN Th. 2010/2011 Tingkat SMA
Soal
UN Tahun 2010/2011 Tingkat SMA Program Studi IPA
1. Diketahui:
Premis 1 : Jika Adi rajin belajar maka Adi lulus
ujian
Premis 2 : Jika Adi lulus ujian maka Adi dapat
diterima di PTN
Penarikan kesimpulan dari premis–premis tersebut
adalah…
A. Jika Adi rajin belajar maka Adi
dapat diterima di PTN
B. Adi tidak rajin belajar
atau Adi dapat diterima di PTN
C. Adi rajin belajar tetapi
Adi tidak dapat diterima di PTN
D. Adi tidak rajin belajar tetapi
Adi lulus ujian
E. Jika Adi tidak lulus
ujian maka Adi dapat diterima di PTN
Jawaban : A
Pembahasan:
Misalkan : p = Adi rajin belajar
q = Adi lulus ujian
r = Adi dapat diterima di PTN
Premis 1 : p q
Premis 2 : q r
Kesimpulan : p r
Soal UN Tahun 2010/2011 Tingkat SMA Program Studi
IPS
1. Nilai kebenaran dari pernyataan
majemuk yang dinyatakan dengan (~p q) ~q pada tabel berikut adalah ….
p
|
q
|
(~p q) ~q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
…
…
…
…
|
A. BBSS
B. BSSS
C. BBSB
D. BSBB
E. SBBB
Jawaban : C
Pembahasan:
p
|
q
|
~p
|
~q
|
~p q
|
(~p q) ~q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
S
B
B
|
S
B
S
B
|
S
S
B
S
|
B
B
S
B
|
2. Diketahui premis-premis berikut:
Premis 1 : Jika semua harta benda Andi terbawa
banjir, maka ia menderita
Premis 2 : Andi tidak menderita
Kesimpulan yang sah dari premis-premis tersebut
adalah …
A. Semua harta benda Andi tidak
terbawa banjir
B. Ada harta benda Andi yang
terbawa banjir
C. Semua harta benda Andi
terbawa banjir
D. Ada harta Andi yang tidak
terbawa banjir
E. Tidak ada banjir
Jawaban : A
Pembahasan:
Misalkan : p = semua harta benda Andi terbawa banjir
q = ia menderita
~q = Andi tidak menderita
Premis 1 : p q
Premis 2 :
~q
Kesimpulan : ~p
3. Negasi dari pernyataan “Ani senang
bernyanyi dan tidak senang olah raga”, adalah …
A. Ani tidak senang bernyanyi
tetapi senang olah raga
B. Ani senang bernyanyi juga
senang olah raga
C. Ani tidak senang
bernyanyi atau tidak senang olah raga
D. Ani tidak senang bernyanyi atau
senang olah raga
E. Ani senang bernyanyi atau
tidak senang olah raga
Jawaban : D
Pembahasan:
Misalkan : p = Ani senang bernyanyi
~q = tidak senang olahraga
~ ( p ~q ) ~p q
H. Prediksi Soal Logika Matematika
Berdasarkan SKL Tingkat SMA
1. Diketahui premis-premis berikut:
Premis 1 : Jika Ani lulus ujian, maka ia kuliah di
perguruan tinggi negeri
Premis 2 : Jika Ani kuliah di perguruan tinggi
negeri, maka Ani menjadi sarjana
Premis 3 : Ani bukan seorang sarjana
Kesimpulan yang sah dari premis-premis tersebut
adalah …
A. Ani lulus ujian
B. Ani kuliah di perguruan
tinggi negeri
C. Ani tidak lulus ujian
D. Ani lulus ujian dan kuliah di
perguruan tinggi negeri
E. Ani lulus ujian dan tidak
kuliah
Jawaban : C
2. Diketahui premis-premis berikut:
Premis 1 : Jika guru matematika tersenyum maka siswa
dapat menyelesaikan soal ujian matematika
Premis 2 : Jika siswa dapat menyelesaikan soal ujian
matematika maka kepala sekolah memberi hadiah
Negasi kesimpulan dari premis-premis tersebut adalah
…
A. Jika guru matematika tidak
tersenyum maka siswa tidak lulus ujian
B. Guru matematika tersenyum
dan kepala sekolah tidak memberi hadiah
C. Jika kepala sekolah tidak
memberi hadiah maka guru matematika tidak tersenyum
D. Guru matematika tersenyum atau
kepala sekolah tidak memberi hadiah
E. Jika kepala sekolah tidak
memberi hadiah maka siswa tidak dapat menyelesaikan soal ujian matematika
Jawaban : B
3. Diketahui:
Premis 1 : Jika saya jujur, maka usaha saya berhasil
Premis 2 : Jika usaha saya berhasil, maka hidup saya
bahagia
Dari premis-premis tersebut dapat ditarik kesimpulan
yang sah adalah …
A. Jika saya jujur, maka usaha
saya berhasil
B. Jika hidup saya bahagia,
maka saya jujur
C. Jika usaha saya berhasil,
maka hidup saya bahagia
D. Jika usaha saya berhasil, maka
saya jujur
E. Jika saya jujur, maka
hidup saya bahagia
Jawaban : E
4. Diketahui:
Premis 1 : Jika Fadli lulus ujian pegawai atau
menikah maka ayah memberi hadiah uang.
Premis 2 : Ayah tidak memberi hadiah uang
Kesimpulannya ialah …
A. Fadli tidak lulus ujian dan
menikah
B. Fadli tidak lulus ujian
pegawai dan tidak menikah
C. Fadli tidak lulus ujian pegawai
atau menikah
D. Fadli tidak lulus ujian pegawai
atau tidak menikah
E. Jika Fadli tidak lulus
ujian pegawai maka Fadli tidak menikah
Jawaban : B
5. Negasi dari pernyataan “Semua makhluk
hidup perlu makan dan minum”, adalah …
A. Semua makhluk hidup tidak perlu
makan dan minum
B. Ada makhluk hidup yang
tidak perlu makan minum
C. Semua makhluk tidak hidup
perlu makan dan minum
D. Semua makhluk hidup perlu makan
tetapi tidak perlu minum
E. Ada makhluk hidup yang
tidak perlu makan atau minum
Jawaban : E
6. Negasi dari pernyataan “Apabila guru
tidak hadir maka semua murid senang”, adalah …
A. Guru hadir dan semua murid
tidak senang
B. Guru hadir dan ada
beberapa murid senang
C. Guru hadir dan semua
murid senang
D. Guru tidak hadir dan ada
beberapa murid tidak senang
E. Guru tidak hadir dan
semua murid tidak senang
Jawaban : D
7. Nilai kebenaran dari pernyataan
majemuk yang dinyatakan dengan p (q p) pada tabel berikut adalah ….
p
|
q
|
p (q p)
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
…
…
…
…
|
A. BBSB
B. BSBB
C. BSSS
D. BBBS
E. BSSB
Jawaban : A
8. Negasi dari pernyataan “semua murid
menganggap matematika sukar” ialah …
A. Beberapa murid menganggap
matematika sukar
B. Semua murid menganggap
matematika mudah
C. Ada murid yang menganggap
matematika tidak sukar
D. Tidak seorangpun murid
menganggap matematika sukar
E. Ada murid tidak
menganggap matematika mudah
Jawaban : C
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani
‘logos’ yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti
ilmu pengetahuan (Kusumah, 1986). Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid).
Dalam logika matematika ada dua kalimat yang
penting, yaitu kalimat pernyataan dan kalimat terbuka serta terdapat juga
operasi logika, yaitu negasi (ingkaran), konjungsi, disjungsi, implikasi dan
biimplikasi. Dari suatu implikasi dapat dibentuk implikasi lain, yaitu konvers,
invers dan kontraposisi. Metode atau cara yang digunakan dalam penarikan
kesimpulan, yaitu modus ponens, modus tollens dan silogisme.
B.
Saran
Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap
pengetahuan mengenai logika matematika dapat diaplikasikan dalam kehidupan atau
dapat digunakan dalam banyak aspek kehidupan. Melalui logika, kita dapat
mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting
yang akan didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah kemampuan
atau keahlian mengambil kesimpulan dengan benar atau sah.
DAFTAR
PUSTAKA
Wibisono, Samuel. 2004. Matematika Diskrit.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lipschutz, Seymour dan George G. hall. 1988. Matematika
Hingga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA
Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar