#PINTERNET "DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET
Review I
JUDUL : SUBJECTIVE WELL BEING MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN INTERNET SECARA
BERLEBIHAN
PENULIS : Novrita Ade Putri, Fakultas Psikologi
TAHUN : 2013
ABSTRAK
Nowadays,
internet is a common media used by most people from various ages. There are
positive and negative effects of internet use,one of the negative effect is
excessive internet use makes people become dependent on the internet. It is
known that people with problematic internet use will possibly showing negative
emotions in their daily life, which related to subjective well being. This
research was conductedby 70 college students (7th semester) Faculty of
Psychology in University of Surabaya that has problematic internet use. This
research is descriptive and has purposed to describe subjective well being of
college students that has problematic internet use. Data analysis technique
used in this research was cluster analytical technique. The results showed that
subjective well being is not related with problematic internet use. Using
internet because of educational reasons and level of problematic internet use
on each groups that not classified as high were the underlying factors that
could describe problematic internet use is not related with subjective well
being.
Keywords: Subjective well being, problematic
internet use, emerging adult, college students
PENDAHULUAN
Jumlah pengguna
internet meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet di Indonesia, pada tahun 2005 pengguna internet di Indonesia
mencapai 1.2 juta dan pada tahun 2006 meningkat hingga mencapai hampir 2.4 juta
(dalam Saputra, 2008). Pada tahun 2011, Indonesia menduduki peringkat ke-8
pengguna internet terbanyak di dunia dan pengguna internet di Indonesia
mencapai 39 juta orang (Edutechnolife, 2011). Internet memberikan
dampak yang positif maupun negatif bagi
penggunanya. Dampak positif dari internet digolongkan menjadi empat kategori
antara lain sebagai media komunikasi, media pertukaran data, media mencari
informasi atau data, dan untuk manfaat komunitas (Herring, 1996). Dampak
negatif dari internet salah satunya adalah membuat tidak sedikit individu
menjadi sangat bergantung pada internet sehingga menjadi kecanduan terhadap
internet.
Hasil survei awal peneliti juga
menunjukkan bahwa terdapat dampak positif dan negatif dari penggunaan internet.
Sebanyak 52% menyebutkan bahwa internet mempermudah subjek dalam mencari informasi
dan sebanyak 30% menyebutkan internet memudahkan subjek dalam bersosialisasi
dan menjalin komunikasi. Sebanyak 44% menyebutkan internet membuat subjek
menjadi lupa waktu sehingga aktivitas penting yang seharusnya dilakukan menjadi
tidak dikerjakan dan sebanyak 26% menyebutkan internet menyebabkan subjek
menjadi acuh terhadap lingkungan sosial di dunia nyata.
METODE
PENELITIAN
Fokus penelitian
ini adalah subjective well being mahasiswa yang menggunakan
internet secara berlebihan. Subjective well being mahasiswa yang menggunakan
internet secara berlebihan dalam penelitian
ini adalah bagaimana mahasiswa akan mengevaluasi kehidupannya, baik secara
kognitif yaitu dalam bentuk kepuasan
hidup dan secara afektif yaitu dalam bentuk reaksi emosi dan suasana hati yang
positif maupun negatif. Subjective well being mahasiswa juga terkait dengan
bagaimana domain satisfaction terhadap
berbagai area dalam kehidupan mahasiswa. Individu dapat dikatakan mengalami
problematic internet use ketika individu menggunakan internet minimal 3 jam
setiap harinya dan menunjukkan simptom-simptom problematic internet use pada
kognisi dan perilaku individu yaitu mood alteration, perceived social benefits,
perceived social control, withdrawal, compulsivity, excessive internet use, dan
negative outcomes.
SUBJEK
Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa semester 7 Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya yang berusia antara18-25 tahun, berjenis kelamin laki-laki atau
perempuan, pengguna internet berlebihan dengan lama penggunaan internet minimal
3 jam/hari, dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini .
INSTRUMEN
Instrumen
pengambilan data dalam penelitian ini adalah angket. Angket terbuka digunakan
untuk mengetahui status demografis subjek dan informasi lain yang dibutuhkan
terkait indeks prestasi kumulatif, jumlah SKS yang diambil tiap semester, lama
penggunaan internet, alasan menggunakan internet, media yang digunakan dalam
menggunakan internet, dan fitur internet yang seringkali digunakan. Angket
tertutup yang digunakan adalah Satisfaction with Life Scale dari Diener et al
(1985), Positive and Negative Affect Scale dari Watson et al (1988), dan
General Problematic Internet Use Scale dari Caplan (2002). Data yang diperoleh
kemudian diolah dengan menggunakan visual binning pada program SPSS for Windows
Version 16, untuk menentukan kategori atau norming dari hasil data yang
diperoleh pada angket tertutup. Kategori yang ditentukan peneliti berada pada
rentang 1 hingga 3, yaitu 1 untuk kategori rendah, 2 untuk kategori sedang, dan
3 untuk kategori tinggi.
Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yang
menggunakan teknik analisis cluster. Analisis cluster merupakan teknik analisis
data yang mengelompokkan objek ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik
yang sama (Hair et al, 1998). Prinsip yang digunakan dalam teknik analisis
cluster adalah memaksimalkan homogenitas atau kesamaan dalam satu kelompok (within)
dan juga memaksimalkan heterogenitas atau ketidaksamaan antar kelompok (between).
Jadi pada analisis cluster, objek yang memiliki banyak kesamaan akan
dikelompokkan pada suatu kelompok berdasarkan suatu kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pada penelitian ini, subjek penelitian dibagi menjadi 4
kelompok cluster yang dikelompokkan berdasarkan well being pada masing-masing
kelompok, yaitu kelompok well being sangat tinggi, well being tinggi, well
being sedang, dan well being rendah. Analisis data tidak dilakukan dari satu per
satu subjek, melainkan analisis dilakukan dalam kelompok. Profilling cluster
dilakukan dengan menggunakan metode tabulasi silang atau crosstab.
Tabulasi silang akan dilakukan
dengan menggunakan data-data yang tidak termasuk dalam prosedur cluster untuk
memprofilkan karakteristik masing-masing kelompok yaitu data-data yang
diperoleh dari angket terbuka. Selain dilakukan pada angket terbuka, tabulasi
silang juga dilakukan pada angket tertutup.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil analisis cluster,diperoleh empat kelompok yang
memiliki
karakteristik yang sama pada tiap kelompoknya. Kelompok-kelompok tersebut telah
diberi nama untuk membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya. Nama
kelompok tersebut dibuat berdasarkan bagaimana subjective well being pada
masing-masing kelompok, yang diketahui berdasarkan komponen dari subjective
well being.
Menurut Diener
(1999) tiga komponen utama dari subjective well being adalah life satisfaction,
presence of frequent positive affect, dan relative absence of negative affect.
Nama keempat kelompok tersebut adalah kelompok well being sangat tinggi, well
being tinggi, well being sedang, dan well being rendah. dapat dilihat bahwa kelompok well
being sangat tinggi berjumlah 27 orang. Subjek dalam kelompok ini dapat
dikatakan memiliki subjective well being yang sangat tinggi karena dilihat dari
komponen-komponen subjective well being, kelompok ini memiliki positive affect
yang tinggi, negative affect yang sedang, dan juga memiliki life satisfaction
yang tinggi. Jika dibandingkan dengan ketiga kelompok lainnya, kelompok ini
memiliki life satisfaction yang paling tinggi, hal ini yang menyebabkan
kelompok ini memiliki well being yang sangat tinggi.Kelompok well being tinggi berjumlah 19 orang. Tidak
berbeda jauh dengan kelompok well being sangat tinggi, kelompok ini juga
menunjukkan positive affect yang tinggi, negative affect yang sedang, dan life
satisfaction yang tinggi, sehingga well being pada kelompok ini dapat dikatakan
tinggi. Hanya saja skor life satisfaction pada kelompok ini lebih kecil jika
dibandingkan dengan kelompok well being sangat tinggi.Kelompok well
being sedang berjumlah 8 orang. Subjek dalam kelompok ini juga memiliki
positive affect yang tinggi dan negative affect yang sedang, sama halnya dengan
kedua kelompok sebelumnya. Komponen yang membedakan adalah life satisfaction
pada kelompok ini yang tergolong sedang. Kelompok well being
rendah berjumlah 16 orang. Subjek dalam kelompok ini memiliki positive affect
yang sedang, negative affect yang tinggi, dan life satisfaction yang sedang.
Negative affect yang tergolong lebih tinggi daripada positive affect membuat
kelompok ini memiliki well being yang paling rendah dibandingkan ketiga kelompok
lainnya.Ditinjau dari problematic internet use, kelompok well being tinggi dan well
being rendah merupakan dua kelompok yang jika dibandingkan dengan kedua
kelompok lainnya memiliki problematic internet use yang lebih tinggi, sedangkan
problematic internet use pada kelompok well being sangat tinggi dan well being
sedang tergolong cukup.
Menurut Caplan
(2002) ketika problematic internet use individu berada pada level of
problematic internet use yang tinggi nantinya akan menimbulkan dampak negatif yaitu
berkaitan dengan munculnya negative outcomes pada kehidupan
individu. Negative outcomes bisa berkaitan dengan kognisi dan perilaku
individu, seperti psychosocial health, well being, prestasi, relasi sosial,
pekerjaan, dan sebagainya (Caplan, 2002). Sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Caplan (2002) dikarenakan level of problematic internet use seluruh kelompok
pada penelitian ini tidak tergolong tinggi, maka negative outcomes subjek pada
seluruh kelompok tergolong rendah
KESIMPULAN
Hasil survei awal
peneliti juga menunjukkan bahwa terdapat dampak positif dan negatif dari
penggunaan internet. Sebanyak 52% menyebutkan bahwa internet mempermudah subjek
dalam mencari informasi dan sebanyak 30% menyebutkan internet memudahkan subjek
dalam bersosialisasi dan menjalin komunikasi. Sebanyak 44% menyebutkan internet
membuat subjek menjadi lupa waktu sehingga aktivitas penting yang seharusnya
dilakukan menjadi tidak dikerjakan dan sebanyak 26% menyebutkan internet
menyebabkan subjek menjadi acuh terhadap lingkungan sosial di dunia nyata.
KRITIKAN DAN
SARAN
Secara
keseluruhan jurnal ini sudah cukup baik dan telah memenuhi standard penulisan,
ada beberapa hal yang menjadi kritikan .Kelebihan
yang terlihat dari penelitian yang menggunakan metode dan instrument, sehingga
hasil penelitian menjadi jelas.Kekurangan yang terlihat
tidak ada , karena pemanfaatannya dari metode yang digunakan sangat baik ,dan
dapat memberikan hasil yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ade novrita
putri.2013.Subjective well being mahasiswa yang menggunakan internet secara berlebihan.FakultasPsikologi:Jakarta
REVIEW 2
Judul : Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan
Remaja di Perkotaan
Penulis : Astutik
Nur Qomariyah
Tahun : 2013
ABSTRACT
The easiness of
internet access facilities and the more sophisticated the facilities
offered by the
internet in the era of Information and Communication Technology (ICT) today
was accompanied
by the emergence of phenomena that shows high interests to urban youth in
using the
Internet. From this phenomenon the researchers wanted to know the true pictures
of how internet use behavior in urban adolescents today. Some researches had
been done earlier
on the internet
use among urban youth in Indonesia, which are outdated in the sense of the
time conducting
the researches and the topics. The researches had done in the time when the
internet access
was rare for public and even not available at schools. The topics are about
relations
between motives of the internet use and customers satisfaction, the influence
of the
internet as an
interactive communications media, the negative impact of the internet use on
social life or
of the psychological points of view. In contrast, this research, I would like
to
specifically
identify how urban adolescents know and use the internet at the first time to
take
advantage internet
which includes the intensity of the internet use, Internet activities what
they are doing
in using the internet, including for the benefit of what they are doing online
activities are.
The research findings show that peer group is one of the influencial factor to
the youth to
utilise the internet for the first time. The peer group acts as the mentor on
how to
utilise the
internet just for fun or academic purposes. The youth usually utilise the
internet at
home rather than
at public/rental internet. They utilise the internet for information searching,
leisure
activities, communication and financial transaction purposes. The most usage of
the
internet for
them are for leisure and searching articles regarding to their academic
assignments.
Keywordsi: Internet
use behaviour, internet user typologies, the youth
PENDAHULUAN
Tidak
dipungkiri, internet memang membawa begitu banyak kemudahan kepada penggunanya.
Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat
dilakukan melalui satu pintu saja. Internet juga dapat menembus batas dimensi
kehidupan penggunanya, waktu, dan bahkan ruang sehingga internet dapat diakses
oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Hanya dengan fasilitas search engine—situs
pencariinformasi—pengguna internet dapat menemukan banyak sekali alternatif dan
pilihan informasi yang diperlukannya dengan mengetikkan kata kunci di form yang
disediakan.Begitu mudahnya sampai seringkali pengguna internet tidak percaya
dengan hal-hal, ide-ide besar atau informasi penting yang tersimpan di
belantara situs-situs internet. Namun, dibalik kemudahannya tersebut kehadiran
internet juga dapat membawa sisi buruk bagi penggunanya. Yang paling nyata dan
merusak adalah item-item asusila yang tak bermoral yang dengan mudah dapat diakses
di jaringan internet.
Quarterman dan
Mitchell (dalam Herring, Susan C. :1996) membagi manfaat internet dalam empat
kategori, yaitu:
1) Internet
sebagai media komunikasi, merupakan manfaat internet yang paling banyak
digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna
lainnya dari seluruh dunia.
2) Media
pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, FTP dan WWW(World Wide
Web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat
saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3) Media untuk
mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan WWW
sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4) Manfaat
komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna
internet dari seluruh dunia. Dalam komunitas ini pengguna internet
dapatberkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis,
dan sebagainya. Karena sifat internet yang mirip dengan dunia kita sehari-hari,
maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia
maya).
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan format deskriptif survei dengan
sampel 96 orang. Lokasi penelitian dilakukan di SMP dan SMA Surabaya, dengan
pemilihan lokasi menggunakan multistage random sampling. Dan, lokasi yang
terpilih dalam penelitian ini adalah SMP dan SMA di kecamatan Genteng wilayah
Surabaya Pusat, yakni SMP Negeri 37 Surabaya, SMP IMKA /YMCA-I Surabaya, SMA
Negeri 5 Surabaya, dan SMA Trisila Surabaya.
Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak atau random
sampling/probability
sampling, dengan teknik pengambilan sampel sistematis atau systematic sampling.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah data primer (kuesioner dan
teknik ”probing”), sekunder (data yang diperoleh dari institusi terkait), studi
kepustakaan, dan observasi. Semua data primer yang terkumpul dalam penelitian
ini diolah secara komputerisasi, yakni dengan menggunakan SPSS 16.0 untuk
statistik deskriptif.
Secara umum
terdapat tiga hal yang akan dianalisa dalam penelitian ini, yakniberkaitan
dengan pengenalan dan penggunaan internet pertama kalinya pada kalangan remaja
di perkotaan, intensitas penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan,
dan kepentingan-kepentingan penggunaan internet pada kalangan remaja di
perkotaan. Peneliti menganalisa sepenuhnya dengan menggunakan interpretasi
teoritik, di mana data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan
(kuantitatif maupun kualitatif) dibandingkan atau
dikaitkan dengan
beberapa teori yang ada, pendapat para ahli, atau temuan dari penelitian
sebelumnya.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Quarterman dan
Mitchell (dalam Herring, Susan C. :1996) membagi manfaat internet dalam empat
kategori, yaitu:
1)Internet
sebagai media komunikasi, merupakan manfaat internet yang paling banyak
digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna
lainnya dari seluruh dunia.
2)Media
pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, FTP dan WWW (World Wide
Web– jaringan situs9situs web) para pengguna internet
di seluruh dunia
dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3)Media untuk
mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan WWW
sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
4)Manfaat
komunitas, internet membentuk masyarakat baru yang beranggotakan para pengguna
internet dari seluruh dunia. Dalam komunitas ini pengguna internet dapat
berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan transaksi bisnis, dan
sebagainya. Karena sifat internet yang mirip dengan dunia kita sehari9hari,
maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual world (dunia
maya).
Perilaku
Menggunakan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
dan Pengaruh
Peer Groups(Teman Sebaya)
Dari hasil
penelitian yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa dari kelompok usia, sebagian
besar responden mengaku pertama kali mengenal dan menggunakan internet pada
saat mereka berusia 12 tahun (36,5%).
Lalu, dari
sejumlah alasan yang mendorong responden saat pertama kali menggunakan internet
ditemukan bahwa mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah
merupakan alasan yang mendominasi responden saat pertama
kalinya ingin
menggunakan internet (40,6%).
Selanjutnya
diketahui juga bahwa dari segi sumber pembelajaran saat pertama kali
menggunakan internet, sebagian besar responden (46,9%).
Dalam penelitian
ini mengatakan mereka pertama kali mengenal dan belajar berinternet dari teman
mereka.
Kepentingan
Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Dari sejumlah aktivitas internet yang diajukan
peneliti saat melakukan penyebaran kuesioner ditemukan bahwa terdapat beberapa
aktivitas internet yang dilakukan kalangan remaja di perkotaan, antara lain:
Positif :
Mencari
sumber-sumber/bahan-bahan terkait dengan mata pelajaran atau tugas sekolah.
Mencari
informasi kesehatan.
Mencari berita
atau informasi peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi di dunia, baik di dalam
negeri maupun luar negeri .
Mencari
informasi pendidikan selanjutnya .
Mencari
informasi terkait dengan hobi atau minat, seperti: otomotif, membaca buku, dll.
Mencari
informasi hiburan .
Mengirim atau
menerima pesan email .
Mengunjungi
situs social networking, seperti: friendster, facebook ,myspace ,dll.
Mencari gambar,
seperti: kartun, wallpaper, screen saver, artis yang disukai ,dll .
Chatting dengan
teman atau orang lain.
Mendownload lagu
.
Bloging .
Membeli produk
secara online, misalnya buku, musik, mainan atau pakaian .
Membaca komik
online
Negative :
Bermain game
online.
Mengunjungi
situs situs pornografi.
Mengunjungi
situs social networking, seperti: friendster, facebook ,myspace ,dll.
Membaca komik
online.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai perilaku penggunaan internet
pada kalangan
remaja di perkotaan dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah
diajukan, maka
peneliti dapat menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian. Pertama, usia
responden saat
pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah 12 tahun. Rata-rata
saat itu mereka
telah memasuki kelas VII SMP, dimana tugas-tugas sekolah yang diberikan
mulai
mengharuskan mereka mencari sumber atau bahan-bahannya di internet sehingga
mereka dituntut
harus bisa menggunakan internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam
penelitian ini
mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai sumber
belajar pertama
kali berinternet bagi mereka, baik untuk bisa melakukan aktivitas-aktivitas
intenet tertentu
yang lebih bersifat kesenangan (seperti: chatting, bermain game online,
membuat account di
salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi situs-situs
pornografi)
maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis yakni mencari bahan
atau sumber
untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan
aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan
lebih sering
mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat fasilitas
internet yang
dapat dimanfaatkan secara free (baik di laboratorium komputer atau
perpustakaan
sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi remaja perkotaan yang sering
mengakses
internet di rumah cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses
internet lebih
lama dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di
tempat lainnya,
seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan
internet per
bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan yang
sering mengakses
internet di rumah termasuk dalam kategori heavy users (pengguna internet
yang
menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja di perkotaan
yang
sering mengakses
internet di warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses
internet mereka
dikategorikan sebagai medium users (pengguna internet yang menghabiskan
waktu antara 10
sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi remaja di perkotaan yang
sering mengakses
internet dengan memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah
menunjukkan
bahwa pada umumnya mereka tergolong sebagai light users (pengguna internet
yang
menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan remaja
di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi
kepentingan,
yaitu informasi (information utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun
activities),
komunikasi (communication), dan transaksi (transactions). Meskipun dari
keempat
kepentingan penggunaan internet tersebut aktivitas-aktivitas internet yang
dilakukan
kalangan remaja
di perkotaan lebih banyak ditujukan untuk aktivitas kesenangan (leisure/fun
activities) dari
pada untuk kepentingan lainnya, namun aktivitas internet yang paling banyak
dilakukan mereka
adalah mencari sumber atau bahan terkait dengan tugas atau pelajaran
sekolah.
KRITIKAN DAN
SARAN
Berdasarkan
temuan-temuan dari penelitian, ada beberapa saran yang akan dikemukakan oleh
peneliti. .
Kelebihan yang
terlihat dari hasil penelitian penuliS,
bahwa para responden yang
pada umumnya
remaja tingkat SMP dan SMA melakukan aktivitas mengakses internet untuk
hal-hal yang
berkaitan dengan pendidikan dan untuk kepentingan lain. Untuk hal-hal yang
berkaitan dengan
pendidikan ini berarti mereka melakukan segala sesuatu guna menunjang
segala tugas dan
prestasi mereka di sekolah. Sedangkan untuk kepentingan lain adalah
aktivitas selain
untuk tujuan kepentingan pendidikan. Mengakses internet untuk tujuan
kepentingan lain
inilah yang sering disoroti para orang tua karena hanya bersifat fun/leisure
activities.
Kekurangan yang
terlihat tidak ada instrument yang digunakan ,dan peneliti dalam
studikualitatif seperti ini, logika pengambilan sampel peserta (di mana
nomor-nomor tertentu dari peserta diwajibkan) kurang penting dibandingkan
dengan penelitian kuantitatif, sehingga hasilnya terbatas. Dalam pemanfaatannya dari metode yang
digunakan .Secara umum, pertanyaan disertakan terbatas dalam tiga hal yang akan
dianalisa dalam penelitian ini, yakni berkaitan dengan pengenalan dan
penggunaan internet pertama kalinya pada kalangan remaja di perkotaan.
DAFTAR PUSTAKA
Qomariyah Nur
Astutuik.2013. Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan: Jakarta
Review 3
Judul : Pemanfaatan Internet Dan Dampaknya Pada
Pelajar Sekolah Menengah Atas Di Surabaya
Penulis : Elfan
Rahardiyan K.
Tahun : 2013
ABSTRACT
The increasing
usage of Internet in the world, especially in Indonesia, also impact
on education
model in Indonesia which also began implementing computer
technology and
internet media in their system. As a young students, students now
is forced to use
the internet as one of the facilities in the learning process. Unlike
some adults who
generally have been able to make filter the good or bad from the
internet,
otherwise teenagers cannot make that way. Based on this, the
researchers are
interested in preparing a study to find out how about intensity
using internet
among students in Surabaya. This research also wants to know
what positive
and negative impacts of using the internet. This research is also a
descriptive
quantitative research where the sample set by the method of nonprobability
sampling
technique and take the incidental sampling to 91
respondents. The
data were then analyzed by techniques of descriptive
quantitative.
The results showed the intensity of the students use the Internet to be
in the category
of heavy users (65.93 %) . Most students have a positive impact as
useful internet
as a medium of information (34.07 % and 45.05 high benefit %
moderate
benefits). Most students have not received the positive impact of the
Internet useful
as a communication medium (50.55% take low benefits and only
49.45% take
moderate benefits). Most students have a positive impact because the
Internet is
useful as a learning medium (43.96% take high benefits and 35.16%
take moderate
benefits). Most students have a positive impact as useful internet
as a medium
of entertainment (53.85% take moderate benefits was 40.66% and high
benefits). Most
students have a positive impact as useful as a medium of Internet
business and
entertainment (39.56% take high benefits and 25.27% take moderate
benefits).
Internet does not negatively impact the students because students’ social
attitudes are
not reduced (60.44% low, 32.97% moderate). Internet does highly
enough to give a
negative impact to the student because interaction patterns of the
students reduced
(54.95 % and 28.57 % were high). Internet does not negatively
impact the
students because there have less introduction toward such a crime
actions (73.63%
moderate and 21.98% were low). Internet does not negatively
impact the
students because the internet does not make negative addiction to
students (58.24%
moderate and 4.40% were low).
Keywords:
Intensity, Internet, Students, High School, Impact, Positive, Negative
PENDAHULUAN
Menurut Maryono
dan Istiana (2007:34) pemanfaatan teknologi,
khususnya
komputer dan internet, memang memiliki banyak manfaat. Para siswa
dapat memperoleh
bahan-bahan pembelajaran melalui perpustakaan elektronik (elibrary)
atau buku
elektronik (e-book) untuk mendapatkan koleksi perpustakaan
berupa buku,
modul, jurnal, majalah atau surat kabar. Kehadiran internet juga
memungkinkan
dilakukannya pembelajaran jarak jauh (e-learning). Maksudnya
untuk
mendapatkan materi pelajaran, para siswa atau mahasiswa tidak harus
terikat dengan
ruang dan waktu di ruang kelas pada jam-jam pelajaran. Materi
bisa didapat
melalui komputer di rumah yang tersambung dengan internet atau
melalui warnet-warnet
yang memberikan layanan akses internet.
Maraknya
pemanfaatan internet di dunia, khususnya di Indonesia, turut
pula berimbas
pada dunia pendidikan di Indonesia yang juga mulai menerapkan
pemanfaatan
media teknologi komputer dan internet pada sistem kurikulumnya.
Saat ini
keunggulan-keunggulan teknologi melalui penerapan internet diharapkan
bisa memacu dan
meningkatkan mutu pendidikan. Dari sisi positif tentu saja
semua pihak
harus mendukung pemanfaatan teknologi komputer dan internet di
kurikulum
sekolah. Namun dari sisi negatif, semua pihak harus bekerja sama
sedemikian rupa
untuk meminimalkan dampak tersebut, terutama bagi anak didik.
METODE DAN
PROSEDURE PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian dengan pendekatan
kuantitatif
dengan tipe deskriptif. Tipe ini dipilih karena peneliti bermaksud
menggambarkan
intensitas pemanfaatan internet para siswa dan dampak positif
maupun negatif
tanpa melakukan pengujian hipotesis (Singarimbun, 1995).
Penelitian
deskriptif dapat memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan
sejelas mungkin
tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti (Kountur,
2003). Dari
hasil penelitian ini penulis mendeskripsikan atau menggambarkan
intensitas
pemanfaatan internet para siswa serta melihat sejauh mana internet
kegiatan
tersebut memiliki dampak positif maupun negatif terhadap para siswa.
LOKASI PENELITIAN
Lokasi
penelitian difokuskan pada satu Sekolah Menengah Atas Negeri 9
Surabaya yang
berlokasi di Jl. Wijaya Kusuma No. 48 Surabaya. Syarat dipilihnya
sekolah ini
diketahui setelah dilakukan observasi dan wawancara singkat dengan
Kepala Sekolah
bersangkutan, dimana sekolah ini memiliki “gubug Wi-Fi”.
Sekolah terpilih
juga merupakan salah satu sekolah favorit yang selalu
mendapatkan
sangat banyak peminat ketika pendaftaran dan penerimaan siswa
baru di setiap
akhir tahun pelajaran.Populasi, Sampel
dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Bungin
(2001 : 101) populasi penelitian merupakan (universum)
dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan
tersebut,
penulis menetapkan populasi penelitian adalah seluruh siswa dari Sekolah
Menengah Atas
Negeri 9 (SMAN 9) Surabaya. Menurut data, jumlah seluruh
siswa SMAN 9 adalah
kelas X sebanyak 343 orang, kelas XI sebanyak
316 orang dan kelas XIIsebanyak 318
orang sehingga total keseluruhan
siswa adalah 977 orang. Sampelditentukan
dengan rumus Yamane untuk
pendekatan kuantitatif dengan formatdeskriptif
survei dengan sampel 91 orang.
Lokasi penelitian dilakukan di SMANegeri 9
Surabaya. Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah sampel acak atau random
sampling/probability sampling,
dengan teknik pengambilansampel
berdasarkan kemudahan (available
sampling/convenience sampling).
PEMBAHASAAN
Dampak
Pemanfaatan Internet terhadap Siswa
Dampak internet
terhadap pelajar sekolah menengah atas ditinjau dari dua
dimensi yaitu
dimensi dampak positif dan dimensi dampak negatif. Masingmasing
dimensi tersebut
dibagi menjadi beberapa indikator yang dijelaskan
sebagai berikut
:
Dampak Positif
1. Internet
bermanfaat sebagai Media Informasi
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media informasi
yaitu
mendapatkan manfaat dengan taraf sedang sebanyak 41 orang (45,05%),
manfaat tinggi
sebanyak 31 orang (34,07%) dan rendah sebanyak 19 orang
(20,88%). Temuan
ini mengindikasikan bahwa para siswa mendapatkan manfaat
lumayan banyak
dari internet sebagai media informasi.
2. Internet
bermanfaat sebagai Media Komunikasi
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media komunikasi yaitu mendapatkan manfaat
dengan taraf sedang sebanyak 45 orang (49,45%), danrendah sebanyak 46 orang
(50,55%). Temuan ini mengindikasikan bahwa parasiswa mendapatkan manfaat tidak
terlalu banyak dari internet sebagai mediakomunikasi.
3. Internet bermanfaat sebagai Media Belajar
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media belajar yaitu
mendapatkan
manfaat dengan taraf tinggi sebanyak 40 orang (43,96%), sedang
sebanyak 32
orang (35,16%) dan rendah sebanyak 19 orang (20,88%). Temuan ini
mengindikasikan
bahwa para siswa mendapatkan manfaat sangat banyak dari
internet sebagai
media belajar.
4. Internet
bermanfaat sebagai Media Hiburan
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media hiburan
yaitu
mendapatkan manfaat dengan taraf sedang sebanyak 49 orang (53,85%) dan
tinggi sebanyak
37 orang (40,66%). Temuan ini mengindikasikan bahwa para
siswa
mendapatkan manfaat sangat banyak dari internet sebagai media hiburan.
5. Internet
bermanfaat sebagai Media Bisnis dan Perdagangan
Para siswa yang
mendapatkan manfaat internet sebagai media bisnis dan
perdagangan
yaitu mendapatkan manfaat dengan taraf tinggi sebanyak 36 orang
(53,85%), rendah
sebanyak 32 orang (35,16%) dan sedang sebanyak 23 orang
(25,27%). Temuan
ini mengindikasikan bahwa para siswa mendapatkan manfaat
cukup banyak
dari internet sebagai media bisnis dan perdagangan.
Dampak Negatif
1. Internet
menyebabkan sifat sosial pada siswa berkurang.
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf rendah sebanyak 55 orang (60,44%), sedang sebanyak 30
orang (32,97%)
dan rendah sebanyak 6 orang (6,59%). Temuan ini
mengindikasikan
bahwa para siswa mendapatkan dampak hanya sedikit pada
berkurangnya
sikap sosial pada para penggunanya.
2. Internet
menyebabkan pola interaksi siswa berubah
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf sedang sebanyak 50 orang (54,95%), dan tinggi sebanyak 26
orang (28,57%).
Temuan ini mengindikasikan bahwa intensitas pemanfaatan
internet
memberikan dampak yang lumayan besar pada penurunan pola interaksi
siswa.
Intensitas yang tinggi pada pemanfaatan internet membuat seseorang hanya
berinteraksi
secara maya melalui internet. Intensitas yang tinggi dalam berinternet
menyebabkan
seseorang tidak lagi membutuhkan intensitas yang tinggi dengan
orang-orang di
lingkungannya di dunia nyata.
3. Internet menyebabkan siswa mengetahui
tindakan kejahatan
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf rendah sebanyak 67 orang (73,63%), dan sedang sebanyak
20 orang
(21,98%). Temuan ini mengindikasikan bahwa intensitas pemanfaatan
internet memberikan
dampak relatif sangat kecil terhadap kecenderungan siswa
mengenali dunia
kriminalitas. Sebagai pelajar, seseorang akan cenderung lebih
mengutamakan
kebutuhannya dalam belajar dibandingkan dengan kegiatan lain.
4. Internet
menyebabkan siswa mengetahui tindakan kejahatan
Para siswa yang
mendapatkan dampak negatif internet yaitu mendapatkan
dampak dengan
taraf rendah sebanyak 53 orang (58,24%), dan sedang sebanyak
34 orang
(37,36%). Temuan ini mengindikasikan bahwa para siswa mendapatkan
dampak relatif
rendah dari kecenderungan siswa untuk memiliki kebiasaankebiasaan
buruk. Siswa
yang intensitasnya tinggi menggunakan internet tidak
mudah terseret
arus untuk mengikuti hal-hal yang tidak berguna dan
mengeluarkan
biaya khusus.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti dapat
menyimpulkan
beberapa hasil temuan penelitian, yaitu :
Intensitas
pemanfaatan internet pada siswa sekolah menengah atas,
khususnya di
SMAN 9 Surabaya, berada dalam kategori pengguna berat internet
(65,93% siswa
berada dalam kategori ini). Dampak positif internet pada siswa
terlihat karena
dengan banyaknya siswa yang mendapatkan dampak positif karena
internet
bermanfaat sebagai media informasi (34,07% mendapat manfaat tinggi
dan 45,05%
mendapat manfaat sedang); internet juga bermanfaat sebagai media
Manfaat internet
sebagai media komunikasi bisa dikatakan tidak memberi
dampak positif
kepada siswa karena hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
siswa mendapat
manfaat yang rendah. Internet tidak memberi dampak negatif
kepada siswa
karena perubahan sikap sosial siswa ternyata rendah (60,44%
rendah, 32,97%
sedang); internet tidak berdampak negatif karena pola interaksi
siswa dalam
kehidupan sosial tidak berkurang (54,95% sedang dan 28,57%
tinggi);
internet tidak selalu mengajarkan kejahatan terhadap siswa (73,63%
rendah dan
21,98% sedang); internet tidak membuat siswa kecanduan hal negatif
(58,24% rendah
dan 4,40% sedang).
KRITIKAN DAN
SARAN
menyerupai
penelitian ini, hendaknya mengadakan pula pendalaman penelitian di
beberapa sekolah
sekaligus sehingga hasil dari penelitian bisa memberikan
gambaran yang
lebih komprehensif dan bisa menjadi generalisasi. Oleh karena itu,
perlu adanya
kerjasama yang lebih baik lagi antara peneliti dengan yayasan
kampus maupun
dosen pembina agar hasil penelitian ini bisa diarahkan mendapat
hasil yang lebih
realistis dan dapat dijadikan pegangan pengetahuan mengenai
dampak
sebenarnya dari intensitas pemanfaatan internet di kalangan para pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardiyan k,
Elfan.2013. Pemanfaatan Internet Dan Dampaknya Pada Pelajar Sekolah
Menengah Atas Di
Surabaya. Studi Deskriptif Tentang Pemanfaatan Internet
dan Dampaknya padaPelajar
SMAN 9 Surabaya:Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar