KESEHATAN MENTAL
A. SEJARAH KESEHATAN MENTAL
PENFERTIAN
KESEHATAN MENTAL
Secara etimologis, kata
“mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh,
sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani kesehatan terkandung dalam kata
hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan mental
merupakan bagian dari hygienemental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin,
1999: 9). Dalam perjalanan sejarahnya, pengertian kesehatan mental mengalami
perkembangan sebagai berikut.
a. Kesehatan mental
adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa (neurosis dan
psikosis).
b. Kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat
serta lingkungan di mana ia hidup. Pengertian ini lebih luas dan umum, karena
telah dihubungkan dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Dengan kemampuan
penyesuaian diri, diharapkan akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan
hidup.
c. Terwujudnya
keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai
kesanggupan untuk mengatasi problem yang biasa terjadi, serta terhindar dari
kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
d. Pengetahuan dan
perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi, bakat
dan pembawaan semaksimal mungkin sehingga membawa kebahagiaan diri dan orang
lain, terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.Dari pengertian di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar
dari gangguan dan penyakit jiwa,maupun menyesuaikan diri, sanggup menghadapi
masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya keserasian fungsi
jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat
menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin, 2004:144).
Kesehatan mental (mental
hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip,
peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani
(M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154) Menurut H.C. Witherington, kesehatan
mental meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan
Psikologi, kedokteran, Psikiatri, Biologi, Sosiologi, dan Agama (M. Buchori
dalam Jalaluddin, 2004: 154).
Masalah kesehatan
mental adalah seluruh gejala atau pola perilaku seseorang yang berkaitan dengan
tekanan (distress) dan ketidakmampuan seseorang. Perubahan perilaku ini
beresiko kematian, penyakit, dan ketergantungan. Seperti disiplin ilmu-ilmu
yang telah ada,”Kesehatan Mental” berawal dari fenomena atau realita yang
terjadi pada diri manusia sejak zaman pra Ilmiah. Menurut Marx Webeer, manusia
memasuki zaman atau era sejarah ketika mentalitas dari individu-individu itu
sendiri telah tertata dengan rapi dan didukung dari segala aspek lingkungan
yang memungkinkan. Olehkarena itu, manusia dapat menghasilkan kebudayaan untuk
pertama kalinya sebagai penanda adanya era baru (sejarah). Hal itu berarti
tanpa kesehatan mental yang tertata dengan rapi, maka tidak akan ada kebudayaan
yang lahir. Tanpa kebudayaan tersebut, maka manusia pun tidak akan pernah
memasuki era ini. Kesehatan mental adalah kunci dari mobilitas personal dan sosial
manusia.
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL PRA ILMIAH
1. Masa Animisme
Sejak zaman dulu, sikap
terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif
animisme.
Ada kepercayaan bahwa
dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa.
2. Kemunculan
Naturalisme
Perubahan sikap
terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan
pengikutnya
mengembangkan pandangan
revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan
”Naturalisme”. Aliran
ini berpendapat bahwa
gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam.
PERKEMBANGAN
KESEHATAN MENTAL ERA MODERN
Perubahan yang sangat
berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional)
dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat
berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri diAmerika Serikat, yaitu pada
tahun 1783.
Perkembangan psikologi
abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mental hygiene”
yang berkembang menjadi suatu ”Body of Knowledge”beserta gerakan-gerakan yang
terorganisir.
Sejarah perkembangan
kesehatan mental merupakan sebuah kajian berdasarkan faktor empirik dari
manusia sendiri yang telah bermula sejak era transisi dari masa pra
sejarah/ilmiah kepada era sejarah dan masa-masa setelahnya. Pada era pra ilmiah,
konsep tentang kesehatan mental tidaklah lepas dari mistisisme masyarakat
setempat, yang pada masa itu besumber pada kepercayaan-kepercayaan primitif
seperti animisme, dinamisme dan totemisme. Era ini ditutup dengan kemunculan paham
naturalisme pada zaman Yunani kuno yang menjadi penghubung kepada era
setelahnya (ilmiah). Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era
pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke
sikap dan cara yang rasional (ilmiah) terjadi pada saat berkembangnya psikologi
abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu,
Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah sakit Pensylvania.
Di rumah sakit ini, ada 24 pasien yang dianggap sebagai ”lunaties”(orang-orang
gila atau sakit ingatan).Perkembangan gerakan kesehatan mental pada masa ilmiah
(modern) tidaklah lepas dari kebudayaan sebelumnya, yaitu kebudayaan Islam yang
menjadi transformator antara pengetahuan masa lampau, pengetahuan Islam dan
pengetahuan kekinian tentang kesehatan mental itu sendiri selam hampir lebih
dari 13 abad hijriah. Perbedaan metodologi yang digunakan pada masing-masing
disiplin ilmu kesehatan mental sendiri di dalam
Di dalam keempat
dimensi tersebut, bentuk hubungan manusia terletak karakteristik itu sendiri
dan peranan-peranannya yang berbeda-beda satu sama lain, sesuai dengan bentuk
dimensi hubungan ia berada.
B. KONSEP SEHAT
Pengertian
Sehat
Kesehatan merupakan hak
dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia.
Sehat adalah keadaan
dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan
lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan hidup (Potter &
Perry, 2005).
Fashel dan Bush dalam
Notoatmodjo (2007), yang mendasarkan uraiannya pada definisi Person
menjabarkan kesehatan
ke dalam 11 tingkatan atau keadaan, yaitu:
1. Well being (sehat
sempurna)
2. Dissatisfaction (kurang
memuaskan)
3. Discomfort (tidak
nyaman)
4. Minor disability (ketidakmampuan
minor)
5. Mayor disability (ketidakmampuan
mayor)
6. Disabled (cacat)
7. Confined (terbatas)
8. Confined+bedridden (tinggal
di tempat tidur)
9. Isolated (terisolasi)
10. Coma
11. Mati
konsep sehat itu
sendiri dipengaruhi oleh budaya, contohnya budaya timur dan budaya barat
ternyata memiliki pandangan yang berbeda mengenai sehat. Budaya timur memegang
model kesehatan holistik yang menekankan kepada keseimbangan berkebalikan
dengan budaya barat yang memegang model kesehatan biomedis, model psikiatris,
dan juga model psikosomatis sebagai model kesehatan mereka.
Suatu kondisi dimana kepribadian, emosional, intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Suatu kondisi dimana kepribadian, emosional, intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Di dalam Islam seseorang
dikatakan telah mempunyai kepribadian yang sehat apabila dapat mengatur segala
bentuk dimensi hubungan individu itu sendiri dan mengakomodirnya.
C.
PERBEDAAN
KESEHATAN MENTAL BARAT DAN TIMUR
Mengenai mental yang sehat antara ilmu pengetahuan Barat dan Timur menghasilkan perspektif yang berbeda pula tentang cakupan mental yang sehat. Jika di dalam perspektif Barat, mental yang sehat hanya dapat dilihat dari determinan tingkah lakunya (bersifat empirisme/ hanya dapat ditangkap dengan kelima panca Indra), maka Budaya timur memegang model kesehatan holistik yang menekankan kepada keseimbangan.
D.
SUMBER:
JURNAL DAKWAH DAN KOMUNIKASI
0 komentar:
Posting Komentar