#Psikoterapi "Clien-Centered"
Pengertian
Pendekatan client centered difokuskan pada tanggung
jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan
secara lebih penuh. Karena konseling Clien-Centered atau Client Centered Theory
dikenal sebagai teori nondirektif dimana tokoh utamanya adalah Carl Rogers.
Rogers adalah seorang empirisme yang mendasarkan teori-teorinya pada data
mentah, ia percaya pentingnya pengamatan subyektif, ia percaya bahwa pemikiran
yang teliti dan validasi penelitian diperlukan untuk menolak kecurangan diri
(self-deception), (Corey (dalam terjemahan E. Koswara, 1988: 198).
Kelebihan dan Kekurangan Teori
Konseling Client-Centered
Kelebihan dari teori konseling ClientCentered yaitu
pemusatan pada klien dan bukan pada therapist, identifikasi dan hubungan terapi
sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian,lebih menekankan pada sikap
terapi daripada teknik, memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan
penemuan kuantitatif, Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam
terapi,menawarkan perspektif yang lebih up-to-date dan optimis, klien memiliki
pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaiakan masalahny,
klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka
mendengarkan dan tidak dijustifikasi.
Kekurangan dari teori konseling client-centered ini
yaitu terapi berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana, terlalu menekankan
aspek afektif, emosional, perasaan, tujuan untuk setiap klien yaitu
memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai
individu, tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan
klien yang kecil tanggungjawabnya, sulit bagi therapist untuk bersifat netral
dalam situasi hubungan interpersonal,terapi menjadi tidak efektif ketika
konselor terlalu non-direktif dan pasif.
Tujuan Konseling Client Centered
Terdapat
beberapa tujuan pendekatan terapi Client Centered yaitu sebagai berikut :
a. Keterbukaan
pada Pengalaman
Sebagai
lawan dari kebertahanan, keterbukaan pada pengalamam menyiratkan menjadi lebih
sadar terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar dirinya.
b. Kepercayaan
pada Organisme Sendiri
Membantu
klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri. Dengan meningknya
keterbukaan klien terhadap pengalaman-pengalamannya sendiri, kepercayaan kilen
kepada dirinya sendiri pun muali timbul.
c. Tempat
Evaluasi Internal
Berkaitan
dengan kepercayaan diri, yang berarti lebih banyak mencari jawaban-jawaban pada
diri sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya. Orang semakin menaruh
perhatian pada pusat dirinya dari pada mencari pengesahan bagi kepribadiannya
dari luar.
d. Kesediaan
untuk menjadi Satu Proses.
Lawan
dari konsep diri sebagai produk. Walaupun klien boleh jadi menjalani terapi
untuk mencari sejenis formula guna membangun keadaan berhasil dan berbahagia,
tapi mereka menjadi sadar bahwa peretumbuhan adalah suatu proses yang
berkesinambungan. Para klien dalam terapi berada dalam proses pengujian
persepsi-persepsi dan kepercayaan-kepercayaannya serta membuka diri bagi
pengalaman-pengalaman baru, bahkan beberapa revisi.
e. Menciptakan
suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat
mengenal hambatan pertumbuhannya.
f. Membantu
klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayaanyang lebih besar
kepada dirinya,keinginan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan meningkatkan
spontanitas hidupnya.
g. Menyediakan
iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling sedemikian sehingga
konseli, dengan menggunakan hubungan konseling untuk self-exploration, menjadi
sadar akan blok/hambatan ke pertumbuhan.
h. Konseli
cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar. i. Mampu
memandirikan klien untuk mengatasi permasalahannya, serta membantu klien untuk
mencapai perkembangan yang optimal dalam hidupnya.
Karakteristik Konseling Client
Centered
Berikut
ini uraian ciri-ciri pendektan Client Centered dari Rogers :
a. Client
dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam memecahkan masalah dan
memilih perliku yang dianggap pantas bagi dirinya.
b. Menekankan
dunia fenomenal client. Dengan empati dan pemahaman terhadap client,
terapis memfokuskan pada persepsi diri client dan persepsi client terhadap
dunia.
c. Prinsip-prinsip
psikoterapi berdasarkana bahwa hasrat kematangan psikologis manusia itu berakar
pada manusia sendiri. Maka psikoterapi itu bersifat konstrukstif dimana dampak
psikoteraputik terjadi karena hubungan konselor dan client. Karena hal ini
tidak dapat dilakukan sendirian (client).
d. Efektifitas
teraputik didasarkan pada sifat-sifat ketulusan, kehangatan, penerimaan
nonposesif dan empati yang akurat.
e. Pendekatan
ini bukanlah suatu sekumpulan teknik ataupun dogma. Tetapi berakar pada
sekumpulan sikap dan kepercayaan dimana dalam proses terapi, terapis dan client
memperlihatkan kemanusiawiannya dan partisipasi dalam pengalaman pertumbunhan.
Client dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam memecahkan masalah
dan memilih perliku yang dianggap pantas bagi dirinya.
Tahap
– tahap Konseling
Proses-proses
yang terjadi dalam konseling dengan menggunakan pendekatan Client Centered
adalah sebagai berikut :
a. Konseling
memusatkan pada pengalaman individual.
b. Konseling
berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang
eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu
untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan
pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
c. Melalui
penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan
memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri.
d. Dengan
redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang
lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
e. Wawancara
merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
Teknik – teknik Konseling
Teknik-teknik
dalam pendekatan ini antara lain adalah :
a. acceptance (penerimaan)
b. respect (rasa
hormat)
c. understanding (pemahaman)
d. reassurance (menentramkan
hati)
e. encouragementlimited
questioning(pertanyaan terbatas
f. reflection (memantulkan
pernyataan dan perasaan)
Melalui
penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat
(1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya
dengan baik;
(2) mengambil keputusan yang tepat;
(3) mengarahkan diri;
(4) mewujudkan dirinya
SUMBER
Vengeance,
Hassan. 2015. Dunia Konseling.
Windayani, Vivien Kadek,Prof Dharsana,Kd. Suranata.
2014. Penerapan Konseling Client- Centered
dega Teknik Permisif Utuk Meningkatkan Harga Diri Siswa Kelas X IIS 2 SMA
Negeri 2 Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha :Singaraja. e-journal
Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume: 2 (1).
0 komentar:
Posting Komentar